Seskab Teddy: Gibran Menghadap Prabowo di Puri Negara, Menyajikan Laporan Konklusi KTT G20

Wakil Presiden RI (Wapres) Gibran Rakabuming Raka kembali ke Jakarta pada Senin (24/11/2025) setelah mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto: Instagram/ @sekretariat.kabinet

JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali ke Jakarta pada Senin (24/11/2025) setelah menunaikan mandat mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di yurisdiksi Johannesburg, Afrika Selatan. Foto dari momen krusial ini.

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari Selasa (25/11). Momen Audiensi ini didokumentasikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya melalui unggahannya di akun Instagram resmi Seskab.

Dalam dokumentasi tersebut, Gibran terlihat bersemayam satu sofa dengan Prabowo yang mengenakan baju safari berwarna krem. Pertemuan Esensial ini berkorelasi langsung dengan KTT G20 yang baru saja diikuti Gibran. Wapres Gibran melaporkan konklusi KTT G-20 kepada Presiden Prabowo. Tujuannya adalah untuk menindaklanjuti berbagai kesepakatan bilateral dan kerja sama internasional yang telah didiskusikan, tutur Teddy dalam keterangan pers yang ia unggah.

Teddy mengelaborasikan sejumlah aktivitas substansial yang diikuti Gibran pada forum elit tersebut. Dalam KTT G20 tersebut, Wapres Gibran berpartisipasi dalam sesi pleno dan pertemuan krusial yang mendiskusikan isu-isu strategis, seperti ketahanan pangan, ekonomi digital, dan kecerdasan artifisial, jelasnya.

Selain konklusi substansial, Teddy juga menyingkap bahwa Gibran menyampaikan salam dari para pemimpin negara G20 untuk Prabowo. Pesan afeksi dari para pemimpin dunia ini disampaikan kepada Presiden Prabowo sebagai suatu bentuk penghormatan dan manifestasi hubungan diplomatik yang erat.

Pada KTT tersebut, Gibran mengambil alih plenum Prabowo yang berhalangan hadir secara langsung. Di forum itu, Gibran memaparkan urgensi ekuitas distribusi manfaat teknologi kecerdasan buatan dalam orasi penutup KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Minggu (23/11).

Gibran secara komprehensif menyoroti disparitas dalam distribusi manfaat AI. Saat ini, AI masih dikuasai eksklusif oleh segolongan perusahaan dari negara adi daya. Ia mengindikasikan bahwa ketidakseimbangan fundamental ini berpotensi memicu jurang kesenjangan digital jika tidak segera diataksi.

Gibran mendesak agar revolusi teknologis kali ini tidak mengulang inkonsistensi dan ketidakadilan pada masa lampau. Di hadapan para delegasi G20, Gibran mengafirmasi bahwa AI mesti menjadi kekuatan inklusif.

"Kali ini kita harus berbuat lebih adaptif. Revolusi digital ini harus adil dan mesti bermanfaat bagi rakyat. G20 harus memastikan bahwa AI menjadi vektor untuk inklusivitas, " tegas Gibran di mimbar forum tersebut.