Inovasi Payung Batik Bayat Klaten: Dari Krisis Pandemi, Tembus Pasar India dan Australia
Klaten - Jawa Tengah | Inovasi Payung Batik Bayat Klaten: Dari Krisis Pandemi, Tembus Pasar India dan Australia. Payung batik Bima Sena dari Bayat, Klaten, menjadi primadona baru setelah perajin Sularto berinovasi di tengah pandemi. Produk unik ini kini sukses menembus pasar Australia dan India.
![]() |
| Payung motif batik hasil karya warga Bayat - klaten.sorot.co |
Inovasi Payung Batik Bayat Klaten: Dari Krisis Pandemi, Tembus Pasar India dan Australia
Krisis global yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19 ternyata melahirkan terobosan baru di sentra kerajinan batik Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Setelah pesanan kain batik meredup, perajin lokal bernama Sularto berhasil mengubah tantangan menjadi peluang dengan menciptakan payung motif batik yang kini menjadi primadona pasar.
Kerajinan unik dari Desa Jarum, Kecamatan Bayat, yang dikelola di bawah bendera Bima Sena ini tidak hanya diminati pasar domestik, tetapi telah sukses menembus pasar internasional, dengan pesanan yang rutin dikirim hingga ke Australia dan India.
Kebangkitan Bisnis dari Titik Nol Pesanan
Usaha batik yang telah ditekuni Sularto selama puluhan tahun tiba-tiba menghadapi kemandekan total saat pandemi melanda.
Penurunan drastis pesanan kain batik memaksa perusahaan harus mencari ide radikal untuk bertahan dan mempertahankan para pekerja. Inovasi payung batik pun menjadi jawaban atas kemerosotan tersebut.
Subiyati (42), salah satu pengelola Bima Sena, menjelaskan titik balik tersebut yang didasari kebutuhan mendesak untuk beradaptasi.“Jadi pas Covid-19 itu sama sekali tidak ada pesanan kain. Kemudian Pak Sularto mulai mencari ide baru, akhirnya muncul ide untuk membatik pada payung,” kata Subiyati, Sabtu (08/11/2025).
Setelah melalui serangkaian uji coba, terutama dalam pemilihan jenis pewarna agar motif batik pada media payung dapat bertahan lama dan tidak luntur, payung batik berhasil diciptakan.
Proses Manual dan Kualitas Tembus Global
Proses pembuatan payung batik ini dilakukan secara manual, tidak berbeda jauh dengan membatik di atas kain tradisional.
Para perajin dengan teliti menggoreskan canting, menorehkan cairan malam (lilin) untuk membentuk pola flora dan fauna di permukaan payung.
Setelah selesai dimotif, payung kemudian didiamkan hingga kering sempurna untuk memastikan kualitas maksimal. Subiyati menegaskan bahwa keawetan produk mereka menjadi nilai jual utama.
“Dari situ mulai ada pesanan, banyak yang dari luar kota juga. Biasanya utuk souvenir. Untuk batik pada payung ini awet karena pewarnanya khusus,” jelasnya.
Saat ini, payung batik justru menjadi produk utama Bima Sena. Permintaan tertinggi datang dari lembaga dan instansi yang menjadikannya sebagai suvenir unik.
Keunikan dan nilai seni yang tinggi menjadikan payung batik ini dibanderol dengan harga yang cukup premium, berkisar antara Rp300.000 hingga Rp900.000 per unit, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan motif.
Inovasi Media dan Resiliensi Ekonomi Lokal
Dalam konteks industri kerajinan di Klaten, keberhasilan Bima Sena menciptakan payung batik menunjukkan tingkat resiliensi ekonomi lokal yang tinggi.
Inovasi ini bukan sekadar mengganti media, tetapi juga memperluas definisi produk kerajinan batik. Dari sekadar pakaian, batik kini bertransformasi menjadi elemen dekorasi dan aksesori bergaya hidup yang fungsional.
Keberanian memposting produk di media sosial terbukti menjadi strategi pemasaran yang efektif, menghubungkan produk Bayat, Klaten, langsung dengan konsumen global.
Hasilnya, volume produksi mencapai angka mengesankan, yakni sekitar 3.000 potong payung batik dalam sebulan. Angka ini secara signifikan menunjukkan pemulihan dan peningkatan kapasitas produksi pasca-pandemi.
Pencapaian terbesar adalah pengakuan global. Payung batik Bima Sena telah melintasi benua, membuktikan bahwa produk kerajinan Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
“Ini yang cukup laris juga pesanan ke luar negeri. Pernah ke Australia dan yang terakhir kemarin ke India,” pungkas Subiyati.
Inovasi payung batik Sularto dari Bayat, Klaten, kini menjadi contoh nyata bagaimana kreativitas dan adaptasi di tengah kesulitan mampu mengubah nasib bisnis lokal, sekaligus mengharumkan nama warisan budaya batik Indonesia di mata dunia.
Sumber & Referensi
- https://klaten.sorot.co/berita-11370-mengintip-keunikan-payung-batik-di-bayat-klaten-tembus-pasar-internasional.html

Harap berkomentar yang sopan dan sesuai topik, komentar berisi spam akan dimoderasi. Terima kasih