medium banner 300x250
Hot
    Responsive Ads
    Home Politik

    Kemitraan Baru Indonesia-Afrika Selatan: Perdagangan, Pertahanan, dan Pendidikan

    3 min read

    -
    Kemitraan Baru Indonesia-Afrika Selatan: Perdagangan, Pertahanan, dan Pendidikan

    Nama Redaksi
    Tim Redaksi

    JAKARTA - Kemitraan Baru Indonesia-Afrika Selatan: Perdagangan, Pertahanan, dan Pendidikan. Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Cyril Ramaphosa bahas kerja sama Indonesia–Afrika Selatan di bidang perdagangan, pertahanan, dan pendidikan di Istana Merdeka Jakarta.

    Kerja Sama Strategis Indonesia–Afrika Selatan Didorong Usai Pertemuan Prabowo–Ramaphosa

    Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Afrika Selatan, mencakup sektor perdagangan, pertahanan, dan pendidikan.

    Pernyataan itu disampaikan setelah pertemuan resmi dengan Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 22 Oktober 2025.

    Dalam konferensi pers bersama, Prabowo menyebut kedua negara memiliki potensi besar dalam memperdalam kemitraan ekonomi, terutama melalui pembentukan perjanjian perdagangan preferensial atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).

    Ia menilai kerja sama tersebut akan krusial di tengah ketidakpastian global yang dapat mengganggu arus perdagangan internasional.

    Menurutnya, dalam lima tahun terakhir nilai perdagangan kedua negara menunjukkan peningkatan signifikan, dan Indonesia siap menjaga keseimbangan dalam hubungan ekonomi tersebut. “Kami ingin melanjutkan serta meningkatkan perdagangan dalam situasi yang lebih seimbang,” ujar Prabowo.

    Fokus pada Peningkatan Perdagangan dan Ketahanan Pangan

    Menteri Luar Negeri Sugiono, yang hadir mendampingi Presiden, menjelaskan bahwa pemerintah tengah menjajaki sejumlah alternatif untuk memperdalam kerja sama ekonomi dengan Afrika Selatan. Indonesia, kata dia, berpotensi mengekspor berbagai produk bernilai tinggi seperti mineral dan teknologi manufaktur modern.

    Di sisi lain, Afrika Selatan dinilai memiliki potensi besar dalam memasok kebutuhan impor strategis bagi Indonesia, termasuk kedelai dan sapi.

    Sugiono menilai impor dari Afrika Selatan dapat membantu menekan defisit daging nasional yang kian meningkat. Saat ini, konsumsi daging di Indonesia masih berada pada kisaran enam kilogram per kapita per tahun.

    “Kita itu berada pada posisi defisit daging untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Apalagi dengan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, kebutuhan ini semakin tinggi,” kata Sugiono dalam keterangan pers.

    Selain sektor pangan, kedua negara juga membahas peluang investasi lintas sektor dengan pendekatan berbasis kemitraan. Ramaphosa disebut menawarkan mekanisme pertukaran teknologi dan pelatihan vokasi untuk memperkuat industri nasional di kedua pihak.

    Perluasan Kerja Sama Pertahanan dan Pendidikan

    Pertemuan bilateral di Istana Merdeka juga membahas kemitraan strategis di sektor pertahanan. Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan kerja sama antara industri strategis seperti PT Pindad dan Denel, perusahaan pertahanan asal Afrika Selatan.

    Kolaborasi ini diharapkan mencakup riset bersama, pengembangan teknologi militer, hingga pertukaran tenaga ahli.

    Kerja sama pendidikan juga menjadi perhatian bersama. Pemerintah Indonesia membuka peluang bagi universitas-universitas di Afrika Selatan untuk menjalin hubungan akademik dengan kampus di Indonesia.

    Fokus utamanya meliputi program riset bersama dan pertukaran mahasiswa di bidang sains, pertanian, dan teknologi informasi.

    Penguatan Hubungan Selatan–Selatan

    Pertemuan Prabowo–Ramaphosa menandai babak baru hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika Selatan yang telah terjalin selama lebih dari tiga dekade. Keduanya sama-sama anggota BRICS dan mitra aktif dalam inisiatif Kerja Sama Selatan–Selatan (South-South Cooperation).

    Melalui dialog ini, kedua negara juga menyoroti pentingnya solidaritas di antara negara-negara berkembang dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan disrupsi rantai pasok dunia.

    Prabowo menutup pertemuan dengan menyampaikan apresiasi terhadap hubungan bilateral yang terus berkembang. “Persahabatan Indonesia dan Afrika Selatan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga semangat kebersamaan antarbangsa yang setara dan saling menghormati,” ujarnya.

    Ramaphosa dalam kesempatan yang sama memuji kepemimpinan baru di Indonesia yang disebutnya proaktif dalam memperkuat diplomasi ekonomi global. Ia juga secara khusus mengundang Presiden Prabowo untuk menghadiri KTT G20 di Johannesburg pada bulan November mendatang.

    Pertemuan ini mempertegas arah kebijakan luar negeri Indonesia yang semakin terbuka terhadap mitra non-tradisional di Afrika.

    Dengan fokus pada perdagangan, ketahanan pangan, serta kerja sama strategis pendidikan dan pertahanan, kemitraan Indonesia–Afrika Selatan diharapkan memberikan manfaat nyata bagi pembangunan ekonomi kedua negara.

    Komentar
    medium banner 300x250
    Additional JS