Alumni Untirta dan Bonus Demografi: Mampukah Berkontribusi Emas untuk Indonesia?

![]() |
HARIANEXPREA.COM/IMNU.BIZ.ID |
Nama Redaksi
Tim Redaksi
HARIANEXPRESS.COM - Alumni Untirta dan Bonus Demografi: Mampukah Berkontribusi Emas untuk Indonesia?.
Bonus demografi adalah pedang bermata dua. Lamhot, sosok inspiratif dari Golkar, menyoroti bagaimana alumni Untirta punya peran krusial. Simak pandangan tajamnya tentang mengelola momentum emas ini demi masa depan Indonesia yang lebih cerah.
Alumni Untirta dan Bonus Demografi: Saatnya Berkontribusi Emas untuk Indonesia!
Ibarat gelombang besar yang datang hanya sekali seabad, bonus demografi adalah sebuah kesempatan emas yang kini membentang di hadapan Indonesia. Namun, seperti pesan bijak para tetua, setiap kesempatan besar selalu datang dengan tanggung jawab yang tak kalah besar. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Lamhot Sinaga, dengan lugas mengingatkan, momentum ini wajib dikelola dengan cerdas, terutama oleh para cendekiawan muda, termasuk di dalamnya alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Dalam sebuah diskusi panel yang penuh nuansa inspiratif bertajuk "Peran dan Kontribusi Alumni Untirta dalam Mengelola Bonus Demografi," Lamhot menyampaikan pandangannya yang mendalam. Ia tak sekadar bicara angka dan statistik, melainkan menyentuh esensi dari apa arti sebuah "bonus demografi" bagi sebuah bangsa.
"Bonus demografi bukan semata-mata jumlah penduduk usia produktif yang melimpah ruah," ujar Lamhot, memulai penjelasannya dengan nada tenang namun penuh penekanan. "Lebih dari itu, bonus demografi adalah tentang bagaimana kualitas sumber daya manusia tersebut mampu menggerakkan roda perekonomian, menciptakan inovasi, dan membawa perubahan positif bagi bangsa." Ia melanjutkan, dengan jumlah penduduk usia produktif yang diprediksi mencapai puncaknya pada tahun 2030, Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk melesat di kancah global. Namun, potensi ini bisa menjadi bumerang jika tidak diiringi dengan peningkatan kualitas. "Jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi bisa berubah menjadi beban demografi. Tingginya angka pengangguran dan rendahnya kualitas SDM justru akan menjadi hambatan," tegas Lamhot.
Di sinilah peran penting perguruan tinggi dan alumninya disorot. Lamhot menekankan bahwa Untirta, sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Banten, memiliki tanggung jawab moral untuk mencetak generasi yang tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif dan inovatif.
"Alumni Untirta harus menjadi garda terdepan dalam mengisi ruang-ruang pembangunan," serunya, sorot matanya tajam. "Baik itu di sektor industri, kewirausahaan, pemerintahan, maupun di berbagai bidang lain yang membutuhkan sentuhan pemikiran kritis dan ide-ide segar."
Ia juga menyoroti pentingnya jiwa kewirausahaan. Menurutnya, menciptakan lapangan kerja adalah salah satu kontribusi paling nyata dalam mengoptimalkan bonus demografi. "Jangan hanya berpikir menjadi pegawai, tapi mulailah berpikir menjadi pencipta lapangan kerja. Jadilah agen perubahan, bukan sekadar penonton," imbuh Lamhot.
Diskusi ini seolah menjadi sebuah cermin bagi para alumni Untirta yang hadir, merenungkan sejauh mana mereka telah dan akan berkontribusi. Momentum bonus demografi, seperti kata Lamhot, adalah kesempatan langka yang tak akan datang dua kali. Ini adalah panggilan bagi setiap individu terpelajar untuk tidak hanya menjadi bagian dari statistik, tetapi menjadi bagian dari solusi.
Dengan semangat membara, Lamhot berharap alumni Untirta dapat menjadi motor penggerak yang mampu mengubah potensi demografi menjadi sebuah realitas kemajuan bangsa. "Kontribusi Anda hari ini adalah investasi masa depan Indonesia. Jangan sia-siakan kesempatan emas ini!" pungkasnya, meninggalkan pesan yang menggema di hati para peserta.
Harap berkomentar yang sopan dan sesuai topik, komentar berisi spam akan dimoderasi. Terima kasih